ASEAN Economic Comunity 2015 atau kita kenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)  saat ini menjadi isu strategis yang dihadapi oleh semua negara Asia Tenggara. MEA bukan hanya berbicara mengenai persaingan perdagangan barang dan jasa, melainkan disitu terdapat persaingan arus pasar tenaga kerja, dimana tidak ada lagi sekat yang membatasi negara-negara ASEAN serta semua pelaku usaha semakin leluasa untuk mengembangkan usaha mereka diberbagai negara-negara di ASEAN, termasuk para pencari pekerjaaan dan persaingan yang tidak hanya berasal dari dalam negeri namun masyarakat kita dihadapkan pada persaingan masyarakat di sepuluh Negara ASEAN tersebut. Berdasarkan tantangan MEA tersebut serta melihat kondisi masyarakat yang ada, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mencanangkan program " Rumah Bahasa" sebagai salah satu wujud perhatian Pemerintah kota Surabaya dalam mempersiapkan warga kota Surabaya untuk menghadapi MEA 2015 serta AFTA yang diharapkan dapat menjadi ruang publik yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat kota Surabaya dalam berbagai bahasa yang nantinya akan dibutuhkan pada saat MEA, mengingat bahasa adalah alat komunikasi yang dibutuhkan dalam menghadapi persaingan masyarakat ekonomi ASEAN, Program Rumah Bahasa dijalankan oleh Pemerintah Kota Surabaya tepatnya bagian kerjasama sebagai pihak pelaksana dibantu dengan SKPD lainnya. Rumah bahasa yang notabennya merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan publik tentang bahasa dalam rangka menghadapi persaingan ekonomi ASEAN ini diadakan secara gratis, sehingga semua masyarakat dapat mengakses layanan publik tersebut. Partisipasi masyarakat yang saat ini dapat kita lihat, dengan banyaknya jumlah peserta pelatihan, hal tersebut berarti banyak masyarakat yang terlayani dan mendapat pelatihan bahasa serta komputer yang diharapkan mendapat peningkatan kemampuan masyarakat dari berbagai elemen dan profesi.